Garam Beryodium, Pilar Sederhana untuk Pembangunan Kesehatan dan SDM Berkualitas

Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat tidak hanya bergantung pada layanan kesehatan, tetapi juga pada kesadaran masyarakat dalam memilih pangan sehat. Menjawab hal itu, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lumajang bersama Tim GAKI melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) peredaran garam konsumsi di sejumlah pasar tradisional, termasuk Pasar Tempeh, Jatisari, Kunir, Yosowilangun, Randuagung, dan Jatiroto, beberapa hari lalu.

Ketua Tim Kelompok Kerja KIA Gizi Ibu, Farianingsih, S.ST., M.Kes, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pengawasan teknis, melainkan bagian dari program edukatif strategis untuk menanamkan kesadaran pedagang dan masyarakat tentang pentingnya garam beryodium.

“Garam beryodium adalah kunci pencegahan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), mulai dari penyakit gondok hingga gangguan tumbuh kembang anak. Monitoring ini mengedukasi masyarakat dan pedagang agar memahami nilai penting garam yang sehat,” jelas Farianingsih saat dikonfirmasi, Senin (22/9/2025).

Tim GAKI mengambil sampel garam dari pedagang untuk diuji kadar yodiumnya menggunakan alat uji cepat. Hasil sementara menunjukkan sebagian besar garam telah memenuhi standar, meski beberapa produk memerlukan perhatian lebih. Temuan ini menjadi momentum edukasi langsung bagi pedagang, termasuk cara penyimpanan yang tepat, label yang jelas, dan kepatuhan terhadap izin edar resmi.

“Ini bukan sekadar pemeriksaan. Edukasi pedagang tentang kualitas garam akan berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Konsumen yang cerdas akan mendorong pedagang menyediakan produk yang aman,” tambah Farianingsih.

Selain itu, kegiatan ini menekankan peran masyarakat sebagai konsumen cerdas yang dapat mendorong perubahan perilaku sehat. Dengan memahami pentingnya garam beryodium, masyarakat ikut berkontribusi dalam pembangunan manusia yang sehat dan berkualitas, yang menjadi fondasi pembangunan daerah.

“Kesehatan adalah modal utama pembangunan. Langkah sederhana memilih garam beryodium berkualitas menjadi bagian dari pembangunan manusia yang berdaya saing,” tegas Farianingsih.

Program Monev ini juga memperkuat koordinasi lintas sektor, dari pedagang, distributor, hingga produsen garam, memastikan rantai pasok tetap aman dan berkualitas. Pendekatan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah tidak hanya mengawasi, tetapi juga membimbing semua pihak dalam menyediakan pangan sehat bagi masyarakat.

Kegiatan ditutup dengan harapan agar masyarakat semakin sadar pentingnya mengonsumsi garam beryodium, sebagai langkah sederhana namun berdampak besar bagi kesehatan keluarga dan generasi muda.

“Pilih garam beryodium yang memiliki label resmi. Langkah sederhana ini menjamin pertumbuhan anak, kesehatan keluarga, dan pada akhirnya memperkuat kualitas sumber daya manusia Lumajang,” pungkas Farianingsih.

Dengan pendekatan edukatif, pengawasan berkesinambungan, dan keterlibatan masyarakat, Tim GAKI Kabupaten Lumajang menegaskan bahwa pembangunan kesehatan masyarakat adalah pondasi bagi pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berkualitas. (MC Kab. Lumajang/Ainul/An-m)