HUT ke-80 RI Dimaknai dengan Pangan Murah, Rakyat Merdeka dari Cemas Harga Tinggi

Di tengah semarak peringatan HUT ke-80 RI, masyarakat Lumajang mendapat kado istimewa berupa pangan murah yang langsung dirasakan manfaatnya. Melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), harga kebutuhan pokok berhasil ditekan, daya beli rakyat terlindungi, dan potensi inflasi daerah bisa diredam.

Bagi warga, GPM menjadi simbol kemerdekaan yang nyata: kemerdekaan dari rasa khawatir terhadap lonjakan harga pangan.

“Alhamdulillah bisa beli beras lebih murah. Rasanya ringan sekali untuk kebutuhan keluarga. Ini seperti hadiah ulang tahun kemerdekaan bagi kami,” ujar Siti Aminah, ibu rumah tangga asal Kecamatan Tempeh.

Pada GPM yang dipusatkan di Alun-alun Lumajang, Sabtu (30/8/2025), masyarakat bisa memperoleh beras SPHP ukuran 5 kilogram dengan harga Rp57 ribu, gula pasir Rp15.500 per kilogram, minyak goreng kemasan merek Minyak Kita Rp15 ribu per liter, serta telur ayam ras Rp25 ribu per kilogram.

Untuk kebutuhan bumbu dapur, tersedia bawang merah kualitas A seharga Rp35 ribu per kilogram dan kualitas B Rp28 ribu per kilogram. Harga cabai pun sangat terjangkau, yakni cabai merah besar Rp20 ribu per kilogram dan cabai rawit merah Rp20 ribu per kilogram. Seluruh harga tersebut lebih rendah dari harga pasar sehingga langsung meringankan beban pengeluaran keluarga.

Selain di pusat kota, 21 kecamatan lain di Lumajang juga melaksanakan GPM dengan menyalurkan 7 ton beras langsung ke masyarakat desa. Hal ini membuktikan bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya dinikmati warga perkotaan, tetapi juga menjangkau pelosok.

Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), menegaskan bahwa GPM adalah bentuk nyata hadirnya negara.

“Kemerdekaan harus bermakna di kehidupan rakyat sehari-hari. Dengan harga pangan yang stabil, masyarakat bisa tenang, daya beli terjaga, dan inflasi terkendali. Itulah arti kemerdekaan ekonomi,” ujarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lumajang, Retno Wulan Andari, menambahkan bahwa keberhasilan GPM berkat sinergi Bulog, UMKM, kelompok tani, dan pelaku usaha lokal.

“Gotong royong ini menjaga rantai pasok tetap lancar, petani terlindungi, dan konsumen terbantu,” jelasnya.

Dengan pangan murah di momen HUT RI, masyarakat merasakan bahwa kemerdekaan hadir di meja makan mereka. Tidak ada ketakutan akan harga yang melonjak, melainkan rasa lega dan optimisme. (MC Kab. Lumajang/Ard/An-m)