Drone Agrikultur, Langkah Baru Lumajang Wujudkan Pertanian Modern dan Tangguh

Modernisasi pertanian di era kini tidak bisa ditawar lagi. Pemerintah Kabupaten Lumajang berkomitmen kuat untuk mendorong petani agar lebih adaptif terhadap teknologi modern, salah satunya melalui pemanfaatan drone agrikultur. Teknologi ini diharapkan menjadi akselerator transformasi pertanian Lumajang dari pola tradisional menuju pertanian presisi yang lebih efisien, produktif, dan berdaya saing.

Dalam kegiatan Setor Madu di Desa Sumbersuko, Rabu (27/8/2025), Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) menegaskan bahwa pemerintah daerah akan mengupayakan bantuan dari Kementerian Pertanian untuk menghadirkan drone pertanian secara masif.

“Petani kita harus naik kelas. Dengan drone, pekerjaan berat bisa dipermudah, biaya berkurang, waktu lebih efisien, dan hasil pertanian lebih terjaga. Ini masa depan pertanian Lumajang,” ujarnya.

Demonstrasi penggunaan drone pada kesempatan itu menunjukkan manfaat yang signifikan. Penyemprotan pupuk pada lahan seluas satu hektare dapat diselesaikan hanya dalam 20–25 menit dengan biaya sekitar Rp250 ribu, jauh lebih efisien dibanding metode manual yang membutuhkan waktu berhari-hari. Efisiensi tenaga, waktu, dan biaya ini diyakini akan berdampak langsung pada peningkatan produktivitas sekaligus pengendalian harga pangan.

Teknologi drone pertanian tidak sekadar alat semprot, melainkan instrumen pertanian presisi. Dengan kemampuan memetakan lahan, memantau kesehatan tanaman, hingga melakukan penebaran benih, drone membantu petani mengambil keputusan berbasis data. Hasilnya, distribusi pupuk lebih merata, penggunaan pestisida lebih terkendali, dan hasil panen lebih berkualitas.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, Hendra Suandaru, menyebutkan bahwa pemanfaatan drone akan menjadi solusi atas problem klasik petani, terutama keterbatasan tenaga kerja dan ancaman hama.

“Kalau selama ini pemupukan manual membutuhkan waktu lama, dengan drone bisa jauh lebih cepat dan lebih merata. Ini akan membantu petani menghemat tenaga sekaligus meningkatkan hasil panen,” jelasnya.

Lumajang memiliki modal besar untuk mewujudkan pertanian modern. Berdasarkan data terbaru, kabupaten ini memiliki 32.331 hektare Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan menargetkan 91.534 hektare luas tanam padi. Potensi besar ini akan semakin optimal apabila dikelola dengan teknologi modern. Kehadiran drone pertanian menjadi pintu masuk menuju kemandirian pangan daerah sekaligus penguatan posisi Lumajang sebagai salah satu sentra pangan utama di Jawa Timur.

Inovasi ini juga sejalan dengan upaya menyiapkan generasi petani milenial. Penggunaan teknologi canggih seperti drone diharapkan dapat menarik minat anak muda untuk terjun ke sektor pertanian, sehingga regenerasi petani di Lumajang dapat terjaga. Dengan demikian, pertanian tidak lagi dipandang sebagai pekerjaan tradisional, melainkan sebagai sektor strategis yang menjanjikan masa depan.

Lebih jauh, modernisasi pertanian dengan drone berkontribusi pada agenda besar pembangunan nasional, yakni menjaga stabilitas harga pangan dan mengendalikan inflasi. Produktivitas yang lebih tinggi akan memperkuat rantai pasok, menjaga ketersediaan pangan, dan memberikan dampak langsung pada stabilitas ekonomi rumah tangga masyarakat.

Langkah Pemkab Lumajang menghadirkan drone agrikultur bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal keberpihakan pada petani. Dengan dukungan kebijakan, akses teknologi, serta pendampingan berkelanjutan, petani Lumajang diharapkan tidak hanya mampu bertahan, melainkan juga mampu bersaing dalam dinamika pangan global.

Dengan basis lahan luas, semangat inovasi, dan keberanian mengadopsi teknologi, Lumajang semakin siap meneguhkan diri sebagai daerah pelopor pertanian modern yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. (MC Kab. Lumajang/Tomi/An-m)